SELAMAT DATANG

Selamat Datang...
Agen - Agen Perubahan...!!!

Selasa, 30 November 2010

Pembinaan SDM Strategis: Solusi Permasalahan Bumi

Masih ingat pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika menyampaikan kuliah umum di Universitas Indonesia, 4 September 2008 dan Universitas Erlangga Surabaya, 4 September 2008. Beliau menjelaskan akan pentingnya sains dan teknologi (Iptek) dan upaya memicu perkembangannya. Khususnya melalui riset.

Bahkan, lebih tegas lagi Presiden SBY menyatakan: Jika kita mampu membuat sendiri segala produk teknologi yang kita butuhkan mengapa kita harus melakukan impor. Inilah harapan besar untuk melakukan sebuah perkembangan dan perubahan kepada yang lebih baik. Baik bagi masyarakat dan pula negara.

Saat ini Indonesia dalam dilema infrastruktur dan teknologi. Hampir sebagian besar kegiatan ekonomi Indonesia bergantung kepada infrastruktur dan system technology. Bahkan, akibat ketergantungan tersebut Indonesia mengalami kemunduran ekonomi yang sangat signifikan untuk dilanda krisis.

Menurut informasi lembaga survei pada 2009 link bisnis Indonesia hanya berada di ranking 122. Masih tertinggal jauh dengan negara tetangga Malaysia dan Thailand yang berada pada urutan 12 dan 23. Keterpurukan ini direspon serius oleh Deputi Menko Perekonomian bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Lucky Eko Wuryant.

Beliau menerangkan dengan kondisi infrastruktur saat ini harapannya Indonesia dapat meningkatkan daya saing dengan adanya perhatian khusus pemerintah terhadap lemahnya infrastruktur dan teknologi yang dimiliki saat ini. Kelemahan sains dan teknologi ternyata tidak hanya berdampak kepada sistem ekonomi negara saja. Tapi, juga merambat ke masalah ekonomi masyaratakat yang telah lama diikat oleh belenggu kemiskinan.

Contohnya potret anak jalanan yang semakin banyak menghiasi jalan raya. Ditambah lagi dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang belum memadai mengharuskan mereka untuk mencukupi kebutuhan dengan kekerasan keadaan yang menghantui mereka. Kemiskinan menjadi faktor utama yang menyebabkan mereka harus mengais rizki di jalanan.

Kemiskinan adalah tolak ukur dari perkembangan ekonomi suatu negara. Tidak dapat dipungkiri tingginya tingkat kemiskinan adalah bagian dari kelemahan infrastruktur pemerintahan dalam me-manage tingkat kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

Kurangnya teknologi penunjang yang dapat memberikan kemajuan dalam tatanan ekonomi masyarakat sangat jauh dari kata memadai. Apalagi sesuai dengan yang diharapkan.

Seperti pepatah Martin Luther King (1960), "you are as strong as the weaks of the people". Kita tidak akan menjadi bangsa yang besar kalau mayoritas masyarakat semakin miskin dan lemah. Akan jadi apa negeri ini ketika pemerintah tidak berkaca akan burammnya infrastruktur yang berakibat krusial bagi negara ini.

Gali Potensi
Indonesia adalah negara yang memilki kekayaan alam yang sangat melimpah dan multifungsi secara global. Kekayaan Indonesia hampir mengemaskan pandangan negara-negara dunia akan apa yang dimilikinya saat ini. Namun, apa daya. Indonesia hanya bisa bangga dengan karunia Tuhan yang diturunkan di tanah airnya namun belum bisa bangga dengan apa yang dihasilkan Indonesia dengan karunia tersebut.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), Nanang Rofandi Ahmad, melalui analisanya mengatakan Indonesia berkesempatan menjadi pemasok utama kertas menggantikan AS. Hal ini adalah kesempatan untuk meperdayakan hasil bumi Indonesia yang sangat potensial.

Namun, di lain sisi hal itu kurang berdampak signifikan bagi perkembangan ekonomi Indonesia yang seharusnya Indonesialah pengahasil dan pengelola kertas. Tidak hanya pemasok yang hanya memberi mentah dan menerima jadi saja.

Maka dari itu potensi masyarakat Indonesia perlu untuk diberdayakan sesignifikan mungkin. Melalui pelatihan, pembelajaran, dan pengelolaan sumber daya alam (SDA) secara maksimal. Agar dapat mengelola hasil kekayaan negeri yang melimpah luas dikarenakan Indonesia memiliki SDA yang besar. Penggalian potensi yang didukung penciptaaan infrastruktur yang baik akan menjadi tolak ukur utama kemajuan negara dan tingkat kemiskinan akan perlahan berkurang.

Perubahan
Pepatah bijak mengatakan untuk mencapai sebuah kesempuranaan kita harus melewati berbagai macam kegagalan. Karena, dengan kegagalan kita dapat belajar untuk sebuah kesempurnaan. Sedikit perubahan tapi pasti inilah harapan bagi Indonesia untuk mencapai titik perkembangan ekonomi baik secara individu dan lembaga.

Untuk mencapai sebuah perubahan yang signifikan, memajukan perekonomian dan mengentaskan kemiskinan, diperlukan beberapa kiat khusus sebagai tolak ukur berjalannya sebuah perubahan menuju kebaikan. Di antaranya:

Pertama: Pemerintah perlu mongkondusifkan kebijakan makro ekonomi nasional, mendorong kemandirian pengembangan sains dan teknologi, kualitas SDM, dana dan manajemen. Hal inilah yang akan menjadi pionir utama dalam terpecahnya permasalahan ekonomi.

Kedua: masalah-masalah ekonomi di atas perlu mendapat perhatian serius dan penanganan yang tepat dari berbagai pihak terkait. Khususnya pemerintah. Tanpa perhatian semua pihak dalam mengatasi masalah di atas maka mustahil daya saing sains dan teknologi nasional dapat berkembang dan kemiskinan tertuntaskan.

Tiga: Pemerintah perlu mendekatkan diri dan memeberikan perhatian kepada pengusaha mikro. Baik berupa bantuan sarana infrastruktur dan teknologi agar potensi dan kreativitas mereka dapat berkembang sehingga kegiatan ekonomi perlahan akan didukung dan dibantu oleh usaha-usaha kecil yang sedang akan andil dalam tatanan kegiatan ekonomi.

Keempat: Pemerintah Khususnya negara mulai menggali potensi-potensi pribumi. Dengan cara memberikan fasilitas, pelatihan, dan pembelajaran sebagai pionir estafet berlangsungnya perkembangan ekonomi dalam negara.

Kelima: Potensikan perkembangan ekonomi dengan cara mengakaliborasi potensi SDM dan SDA yang dimiliki untuk tercipta ekonomi yang mandiri.

Untuk itu sudah saatnya Indonesia berkaca lebih dalam lagi akan arti sebuah perubahan. Dari tidak ada menjadi ada Minim ke memadai. Dan, dari miskin hingga tercukupi. Sekilas potret Indonesia dalam kancah perekonomian dan problem kemiskinan yang hingga saat ini belum tertuntaskan. Harapannya sebuah perubahan menuju kebaikan akan menentukan arah terciptanya sebuah peradaban bagi Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar