SELAMAT DATANG

Selamat Datang...
Agen - Agen Perubahan...!!!

Sabtu, 20 November 2010

Teknik Pengorganisasian Komunitas : Ketrampilan Dasar bagi Seorang Intelektual Populis

Definisi Pengorganisasian Komunitas

Pengorganisasian komunitas adalah pengembangan komunitas yang menekankan pada pembangunan kesadaran kritis anggotanya dan penggalian potensi komunitas sehingga dapat muncul suatu organisasi yang mampu menjangkau seluruh lapisan komunitas .
Organisasi tersebut memiliki tujuan penguatan anggotanya, peningkatan kualitas hidup anggotanya , dan pembangunan organisasi yang memiliki karakter solidaritas yang kuat, partisipatif, responsif, kritis, sistematis dan berkelanjutan .
Pengorganisasian komunitas juga mendorong keterlibatan komunitas untuk melakukan perubahan sosial di bidang politik, ekonomi, dan budaya yang selama ini menindas dan menghisap kehidupan mereka.

Pengertian Komunitas

Komunitas adalah suatu kelompok yang didasarkan pada kehendak alami seperti nilai , sentimen, tradisi, dan ikatan umum ( Ferdinand Tonnies )

Komunitas adalah kelompok orang yang bertempat tinggal pada suatu wilayah tertentu, mempunyai kepentingan bersama, saling berinteraksi satu dengan yang lainnya ( Larry Lion )

Dalam realitas sosial tidaklah mudah untuk menentukan suatu kelompok yang dapat digolongkan sebagai suatu komunitas menurut suatu teori karena begitu beragamnya struktur-struktur sosial yang ada sehingga muncul beragam karakteristik komunitas. Namun, secara sederhana kita dapat menyimpulkan bahwa komunitas adalah suatu kelompok yang didasarkan pada suatu ikatan tertentu dan antar anggotanya saling melakukan interaksi


Prinsip-Prinsip Pengorganisasian Komunitas

Prinsip – prinsip pengorganisasian adalah pandangan dan sikap organizer yang dijadikan pijakan dalam melihat realitas komunitas dan bagaimana dia bekerja untuk menghadapinya.

• Pengorganisasian Terpadu
Pengorganisasian harus memperhatikan segi sosial, politik, ekonomi, budaya dan lingkungan sebagai bagian integral komunitas. Setiap aktivitas pengorganisasian harus memperhatikan keseluruhan hal itu secara integral

• Solidaritas
Pengorganisasian komunitas senantiasa menumbuhkan semangat solidaritas dalam komunitas.

• Pemberdayaan
Seorang organizer perlu menyadari struktur penindasan dalam masyarakat dan komunitas yang terbentuk dari ketimpangan relasi kekuasaan, ekonomi, gender, ras, agama, etnis, pengetahuan, teknologi, bahasa, status sosial, dll . Dia juga harus mengenali karakter pribadinya yang juga terbentuk dalam struktur sosial seperti itu .
Pemberdayaan pada hakikatnya bermakna membebaskan komunitas dari penindasan struktural .

• Hak Asasi Manusia
Aktivitas pengorganisasian haruslah dilandasi hak- hak asasi manusia yang terdiri dari hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial, hak anak, hak masyarakat adat dan hak perempuan.

• Kemandirian
Mengoptimalkan sumber daya komunitas dalam segala aktivitas pengorganisasian dilakukan sehingga tercapai budaya kemandirian.

• Berkelanjutan
Pengorganisasian haruslah berdasarkan prinsip berkelanjutan dan berperspektif jangka panjang.

• Partisipasi
Pengorganisasian haruslah senantiasa berupaya mengoptimalkan partisipasi anggota komunitas.

• Tanpa Kekerasan
Pengorganisasian berjalanan dalam kerangka aksi tanpa kekerasan, bukan hanya kekerasan fisik, tetapi kekerasan karena ketimpangan relasi kekuasaan.

• Musyawarah dan Konsensus
Setiap aktivitas pengorganisasian komunitas haruslah berangkat dari proses pembangunan konsensus bersama melalui musyawarah



Karakteristik Pengorganisasian

• Lingkaran aksi-refleksi-aksi
Setiap aktivitas pengorganisasian haruslah terencana , lalu setelah dipraktekan direfleksikan untuk dijadikan pijakan aktivitas selanjutnya, dan begitu seterusnya.

• Pembangunan Kesadaran Kritis
Aktivitas pengorganisasian haruslah mengupayakan pembangunan kesadaran kritis rakyat akan realitas sosial yang timpang sehingga mereka tergerak untuk melakukan perlawanan.
Kesadaran tidak dapat ditumbuhkan melalui teori – teori yang ada ataupun lamunan , namun bisa tumbuh karena dialektika aksi-refleksi, teori-praktek.

• Partisipasi dan Basis Massa
Organisasi menjadi kuat bila mendapat dukungan penuh massanya. Tanpa massa organisasi hanya menjadi organisasi papan nama, tapi jumlah massa besar tidaklah cukup kalau keterlibatan anggotanya kurang dan tidak ada pembangunan kesadaran.

• Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis adalah meletakan keputusan organisasi pada anggota bukan elit pengurus. Sebagai organizer yang berbentuk tim haruslah memberikan teladan menerapkan kepemimpinan demokratis bagi komunitas.



Ketrampilan Dasar Organizer

• Komunikasi Pribadi
Seorang organizer harus mampu berkomunikasi dengan seluruh jenis karakteristik manusia secara efektif, sehingga dapat dibangun dialog yang kritis dan rasional.

• Fasilitasi Pertemuan
Dalam suatu pertemuan yang baik terjalin dialog yang terbuka, kritis, tulus, partisipatif dan penuh empati sehingga tercapai suatu konsensus bersama. Seorang organizer perlu untuk memiliki kemampuan memfasilitasi pertemuan.

• Pendidikan Komunitas
Pendidikan dalam komunitas sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan, skill, pengembangan karakter dan penanaman nilai bagi anggota komunitas . Seorang organizer harus memiliki peran sebagai fasilitator pendidikan komunitas.

• Sumber Bacaan Komunitas
Seorang organizer harus mampu menyediakan bahan bacaab yang dibutuhkan komunitas untuk meningkatkan kemampuan mereka.

• Penulisan dan Jurnalistik
Seorang organizer harus mampu membuat berbagai bentuk tulisan seperti surat, proposal, notulensi diskusi, selebaran, dsb untuk mendukung aktivitas pengorganisasian.

• Penumbuhan Motivasi
Seorang organizer harus bisa menumbuhkan semangat para anggota komunitas sehingga memunculkan kemauan anggota untuk beraktivitas.

• Penyelesaian Konflik: Mediasi dan Negosiasi
Seorang organizer harus mampu memediasi konflik dan melakukan negosiasi untuk mengatasi konflik yang terjadi dalam proses pengorganisasian.

• Advokasi
Seorang organizer harus memiliki ketrampilan advokasi untuk merubah kebijakan publik yang menindas komunitas.

• Bekerja dengan Media
Seorang organizer harus memiliki kemampuan membentuk opini melalaui media seperti menulis opini, reportase, statement pers, dsb.

• Analisis Sosial dan Penelitian
Seorang organizer perlu memiliki kemampuan analisis sosial sehingga dapat “ membongkar “ berbagai ketidakadilan sosial dan melakukan penelitian untuk mendapatkan gambaran utuh akan realitas.

• Kepemimpinan dan Manajemen
Keberhasilan pengorganisasian juga tergantung dengan kemampuan memimpin dan memanjemen berbagai macam hal seperti keuangan, informasi, arsip, dll. Untuk itu seorang organizer membutuhkan kecakapan ini untuk dapat mengembangkan komunitas.

• Pembentukan Jaringan
Jaringan kerja dalam aktivitas pengorganisasian sangat penting mengingat hakikat manusia yang penuh keterbatasan dan bahwa perjuangan yang dilakukan adalah kerjayang besar



Tahapan Pengorganisasian Komunitas

Dalam melakukan pengorganisasian perlu diperhatikan tahap-tahap sehingga tujuan pengorganisan dapat tercapai. Setiap tahapan yang ada selalu dibarengi dengan proses refleksi sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal.

• Integrasi Diri dengan Komunitas, seorang organizer pada awalnya harus mampu berintegrasi (menyatu) dengan kehidupan komunitas yang akan diorganisir secara penuh sehingga dapat memahami realitas sosial yang ada dan terutama dapat diterima sebagai bagian dari komunitas . Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk dapat berintegrasi antara lain :
1. Keterlibatan langsung dengan kegiatan keseharian anggota komunitas
2. Tinggal di dalam komunitas
3. Berkomunikasi dan bersosialisasi dengan anggota komunitas baik personal maupun secara kolektif
4. Mengunjungi rumah-rumah anggota komunitas
5. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial mereka
6. Membantu pekerjaan sehari-hari mereka
7. Menghindari tindakan yang bertentangan dengan norma-norma yang mereka hidupi

• Analisis dan Investigasi Sosial, melalui aktivitas ini seorang organizer diharapkan dapat mengetahui data kondisi geografi, ekonomi, sosial, budaya dan politik serta beberapa anggota komunitas yang memiliki potensi untuk memimpin pengorganisasian. Selain itu melalui tahapan ini seorang organizer dapat memahami relasi sosial yang ada. Setelah data , baik kuantitatif maupun kualitatif dikumpulkan maka dilakukan analisis sosial untuk menemukan masalah yang dan selanjutnya dapat digunakan dalam perencanaan program. Untuk penggalian data kualitatif diupayakan pendekatan informal dan partisipatif.

• Perencanaan Tentatif adalah proses identifikasi tujuan yang ditindaklanjuti dengan pembuatan beberapa aktivitas yang diperlukan beserta strategi implementasi, batasan waktu tentatif dan indikator keberhasilan.

• Pembentukan Kelompok Inti, tahapan ini dimaksudkan untuk mengkonsolidasikan beberapa pemimpin komunitas yang dijadikan teladan dan beberapa potensi lainnya. Beberapa kriteria yang dapat dijadikan perimbangan untuk menentukan siapa saja yang akan diajak bergabung dalam kelompok inti antara lain : pemimpin komunitas yang memiliki pengaruh luas, berasal dari komunitas paling tertindas dalam komunitas, memiliki motivasi untuk melakukan perubahan, disiplin, punya perhatian untuk pengembangan komunitas, berjiwa solider, dan mau mendengarkan.

• Pembangunan Kesadaran, melalui diskusi dan agitasi berkenaan dengan masalah-masalah sosial yang ada dalam komunitas. Dalam tahap ketika sebagian besar warga sudah meningkat maka dilakukan pertemuan untuk melakukan aksi bersama.

• Pertemuan atau Rapat Komunitas, melalui pertemuan komunitas yang mengundang keterlibatan anggota seluas-luasnya, kemudian komunitas dapat menyusun rencana aksi bersama untuk merespon berbagai isu yang ada di dalam komunitas. Setelah aksi kemudian dilakukan proses refleksi , sehingga setelah beberapa kali pengalaman aksi bersama ikatan di dalam komunitas akan lebih kuat

• Formalisasi Organisasi tujuannya membentuk organisasi yang bersifat lebih formal dengan kesepakatan antar anggota sehingga terdapat sistem yang demokratis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar